Dimanakah Ruang Publik di Pedesaan?
Haloooo....
Meneruskan cerita kemarin soal lapangan istana yang digembok dan tidak bisa digunakan oleh warga. Saya sebagai orang desa selalu merasa ada yang kurang dengan penyediaan fasilitas ruang publik yang dasar di pedesaan.
Sekitar 15 tahun yang lalu saja untuk mendapatkan koran kompas saya harus naik angkot dulu ke Cipanas (pasar induk daerah). Di desa saya tidak ada yang jualan koran. Untung saja sekarang informasi bisa diakses lewat hape jadi tidak perlu bersusah payah mencari koran lagi.
Ruang publik atau fasilitas umum di desa saya hanya tersedia fasilitas dasar saja dan tidak komplit. Tidak ada lapangan olahraga atau ruang bermain anak dan ruang terbuka hijau publik; air bersih dapat diperoleh di sumur komunal RT bukan langsung di sumber air masing-masing rumah; angkot hanya satu rute dan ngetem tidak selalu ada (minimal 30-50 menit sekali); Tidak adanya tempat pembuangan akhir sampah; jembatan rusak penghubung antar kampung sudah tiga tahun tidak direnovasi dan dibiarkan begitu saja sehingga angkot yang harusnya lewat terpaksa mengambil jalur memutar dan menambah bahan bakar untuk operasionalnya; dll.
Menyisir masalah di depan mata dengan level yang lebih tinggi soal fakir miskin dan anak terlantar. Seharusnya golongan tersebut dilindungi pemerintah sesuai undang-undang. Namun kenyataannya, masih banyak pengemis, gelandangan, anak yang dibawa mengemis, dan jompo yang kekurangan tidak mendapatkan jatah bansos.
Dimanakah peran pemerintah baik pusat maupun daerah berada? Para pemangku jabatan sibuk kerja apa sihhhh.... sampai-sampai persoalan di depan mata dan terlihat jelas saja tidak ditangani atau diperhatikan dengan serius.
Walaupun saya orang desa biasa saja tapi sebisa mungkin bayar pajak. Saya tetap saja kecewa dengan pemerintah, tidak adanya keadilan untuk seluruh lapisan masyarakat dan kinerjanya yang tidak maksimal. Aparat desa disini banyak sibuk di kantor desa, berkutat dengan urusan administrasi. Sedangkan di lapangan masih banyak masalah yang tidak diperbaiki.
Soal Istana Presiden di Cipanas
Kenapa sihh... terlihat megah, indah, mewah, luas dan hijau tapi tidak bisa dinikmati oleh warga sekitar. Warga hanya bisa melihat dari luar saja, dibalik pagar besi. Lapangan seberang istana pun digembok selama pandemi hingga saat ini masih belum bisa diakses warga.
Masyarakat yang ingin berkunjung ke istana diperbolehkan dengan syarat dan ketentuan berlaku. Misalnya harus rombongan, waktu ditentukan, pakaian harus formal, waktu kunjungan dibatasi, dan hanya tempat-tempat tertentu yang bisa dilihat atau dikunjungi (tidak bisa masuk ke sembarang tempat).
Terakhir saya ke Istana Cipanas sekitar empat tahun yang lalu ikut rombongan anak sekolahan. Kunjungan dilakukan sekitar 30 menit tanpa masuk ke dalam rumah utama dalam kawasan istana. Hanya berkeliling di halaman dan paviliun serta kolam pemandian air panas istana.
Komentar
Posting Komentar