Review Film "Merriage Story"

Dear all...
Bicara soal film, sebelum nonton biasanya saya cari tahu dulu ok apa ga nya dari cerita orang atau rekomendasi dari sumber-sumber pakar per'film'an. Nahh review film kali ini rekomendasinya dari salah satu nominasi Oscar 2020. Film ini dibintangi oleh Adam Driver (Charlie Barber) dan Scarlett Johansson (Nicole) sebagai pemeran utamanya.


Ceritanya diawali dengan monolog dari kedua pemeran utama film ini yang bernama Charlie sang suami dan isterinya Nicole dari dua sisi yang berbeda. Film ini menggambarkan bagaimana proses perceraian yang lumayan penuh drama, pertengkaran, teriakan, makian hingga tangisan. Selama 2 jam lebih saya merasa tidak bosan dengan pembicaraan yang lama dan panjang tapi banyak makna sehingga otak saya berproses dan mulai bereaksi.
Beda halnya dengan film-film 'barat' yang biasanya penuh adegan vulgar atau banyak aksi film ini benar-benar punya kekuatan dari dialog-dialognya yang membuat saya jadi berfikir sebenarnya apa sih akar permasalahan dari penyebab perceraian ini. Sang suami yang baik, genius, family man, rapi, suka masak, dll. Nicole sebenarnya orang yang menyenangkan, good artist, good mom, pekerja keras walaupun agak berantakan dan cuek. Keduanya mengakui tidak ada yang salah dengan pasangannya hanya saja Nicole merasa apa yang mereka alami setelah beberapa tahun menikah dan punya anak (Henry) terasa "flat".

Charlie sudah berusaha semampu yang dia bisa tapi bagi Nicole semuanya tidak cukup. Dia ingin kehidupan yang lebih, tidak monoton, dinamis. Dia ingin menjadi dirinya sendiri, berkarya, bekerja menjadi salah satu bagian dari dunia. Dia merasa yang terjadi saat ini seperti dia semakin tenggelam dan meredup sementara suaminya yang genius itu semakin cemerlang. Dia merasa energi yang dimilikinya terserap oleh kecemerlangan suaminya. Bagi Nicole itu sudah tidak benar, dia ingin menjadi sesuatu yang lebih, sesuatu yang setara.

Sutradara film ini menggiring pikiran penonton untuk berasumsi  "tuh kan sebenernya mereka masih saling mencintai". Terlihat dari beberapa adegan seperti ketika  Charlie akan memilih menu makanan dia bingung karena gugup dan emosi tapi Nicole dengan sigap langsung memilihkan makanan yang akan disukai Charlie. Adegan ending dimana Nicole sangat perhatian dengan mengikatkan tali sepatu Charlie itu miris banget. Kalau menurut saya sih itu bukan cinta tapi lebih pada kebiasaan masing-masing setelah beberapa tahun bersama tidak mungkin kan langsung berubah menjadi saling membenci kecuali memang kalau terjadi konflik besar (seperti kasus perceraian artis-artis Indonesia yang suka drama banget sampe saling melapor jadi kasus yang ga kelar-kelar).

Charlie merasa sangat tertekan. Dia merasa sudah melakukan yang terbaik, menjadi ayah dan suami yang mencintai isteri dengan segala kekurangannya tapi Nicole tetap ingin bercerai.
Life must go on...semuanya terluka, saling menyakiti satu sama lain. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Begitulah hidup "bitter-sweet".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film : EXHUMA

Rak Serbaguna

Perilaku Konsumtif itu Ga Keren