Cerita di Gerbong Wanita (Part-2)
Masih cerita soal pengalaman menjadi pelanggan setia commuter line (CL) khususnya di gerbong wanita. Kali ini soal tempat duduk prioritas, seperti yang tertulis di setiap gerbong bahwa kursi prioritas yang terletak di setiap ujung gerbong kereta dikhususkan untuk 4 prioritas penumpang, yaitu :
- Lansia (batasan umur tidak jelas, apakah orang tua renta atau yang sudah berkeriput sedikit masuk golongan ini?)
- Penyandang cacat (sudah jelas)
- Ibu dengan balita (balita itu bayi lima tahun jadi kalau lebih dari lima tahun sudah tidak masuk prioritas)
- Ibu Hamil (dengan kondisi perut yang sudah terlihat membuncit secara signifikan, bagi yang belum terlihat buncit masih harus berjuang jika ingin mendapatkan tempat duduk)
Banyak kejadian pada poin ketiga (prioritas ibu dan balita) yang sepertinya perlu diperjelas. Memang sudah naluri kalau seorang ibu selalu ingin melindungi, memberikan yang terbaik dan menomor-satukan anaknya. Seringkali ibu yang menggunakan CL membawa serta anak diatas 5 tahun bahkan hingga usia sekitar 10 tahunan (SD) secara tidak langsung memaksa meminta diprioritaskan untuk duduk. IMO kalau anaknya sudah masuk usia sekolah seharusnya sih orang tuanya mengajarkan bagaimana untuk bisa kuat, mandiri, dan berkomunikasi. Walaupun anak tersebut mampu tapi seringkali orangtua memaksa anaknya untuk duduk.
Dengan memberikan pengertian kepada anak bahwa kereta merupakan angkutan publik, ada peraturan dan etika mungkin momen naik kereta bisa dijadikan sebagai wahana untuk belajar berempati secara langsung dengan suatu komunitas (dengan menggunakan penyampaian bahasa yang mudah dipahami anak-anak tentunya).
Jika anak masih belum mengerti dan memaksa meminta duduk maka orangtua baiknya mengajarkan anaknya untuk berkomunikasi langsung dengan penumpang yang sudah mendapatkan tempat duduk lebih dulu dan memintanya dengan sopan. Memang sihh teorinya ideal dan simpel tapi prakteknya mungkin yang syusyah....hehe...semangat bu ibu....
Komentar
Posting Komentar