Jepretan Iseng
Bounjour,
'yang haus...yang haus' |
Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap weekend di jalur Puncak pasti macet! Bagi saya yang hampir selalu melewati jalur tersebut dan ketika weekend pula adalah suatu siksaan yang menjengkelkan yang terulang terus-menerus (nasib punya kampung di jalur macet T_T). Sebagai rakyat 'biasa' yang cuma bisa ngedumel, akhirnya tidak jarang para pejabat daerah setempat menjadi sasaran saya untuk menyalahkan kondisi yang tidak menyenangkan tersebut (kemacetan tanpa solusi). Capek sendiri karena ngedumel dan ngoceh tanpa ada perubahan atau solusi dan tidak ada yang mendengar pula. Urusan 'macet' yang tak kunjung beres dan entah sampai kapan arus lalu lintas di jalur Puncak akan lancar, bebas dari macet.
Sambil menunggu jalur dibuka, akhirnya saya melakukan hal iseng dengan mengabadikan beberapa moment yang cukup menarik di dalam bus umum yang saya tumpangi.
'jual buku: 10 ribu 7 item' |
Berbagai suguhan pedagang asongan dengan berbagai jenis dagangannya cukup menolong para penumpang yang mengalami kehausan dan kelaparan akut dengan aneka cemilannya. Pedagang kipas menjadi penolong bagi penumpang yang kepanasan karena bus ekonomi tidak ber-AC. Ada juga pedangang buku atau koran yang sangat menolong para penumpang yang hanya ingin menghabiskan waktu dengan membaca atau hanya melihat-lihat gambar lain untuk mengusir kebosanan karena (lagi) macet.
'buah murah meriah?' |
'buah segar...buah segar' |
Dan yang paling membuat saya 'megerutkan dahi' adalah pedagang buah-buahan di dalam bus yang menggunakan marketing 'tidak biasa' seperti pedagang pada umumnya. Pedagang buah tersebut membawa satu karung buah dagangannya tanpa sistem meng'kilo' tapi langsung per satuan buah. Pada setengah jam perrtama pedangan memberikan penawaran, misalnya 20 ribu untuk 10 buah jeruk impor (dari Cina tentunya) kemudian dalam waktu setengah jam kemudian penawaran akan berubah menjadi 20 ribu untuk 20 buah atau bahkan 10 ribu untuk 20 buah. Semakin lama pedagang buah itu hilir mudik dari penumpang satu ke penumpang lainnya, mulai dari penumpang yang paling depan hingga penumpang paling belakang, satu per satu penumpang ditawari dengan penawaran yang berbeda-beda. Sungguh cara marketing yang (menurut saya) sangat 'uniq'.
Dibalik hal yang menjengkelkan (kemacetan) banyak hal menarik yang bisa ditemukan dan menjadi obat kekesalan dan kejenuhan.
nikmati saja kawan :p
BalasHapusmengucap tidak lebih sulit dari merasai :D
BalasHapus