Book Review : Enrique Maluku
Helowww,
Kali ini saya akan review sebuah buku berjudul Enrique Maluku yang ditulis oleh Helmy Yahya dan Reinhard R. Tawas. Buku ini merupakan novel sejarah yang membuktikan bahwa bangsa Indonesia juga memiliki andil dalam pelayaran mengelilingi bumi yang dilakukan oleh bangsa eropa.
Peristiwa Apa yang Terjadi ?
Pada tahun 1511 Alfonso D'Albuquerque dan Ferdinand Magellan sampai di Malaka dalam misi "Penaklukan Malaka". Setahun kemudian Magellan kembali ke Portugal dan singgah ke beberapa tempat sebelumnya. Bersama dengan rombongan dan beberapa tawanan dari Malaka (salah satunya Enrique) akhirnya sampai di Portugal pada tahun 1516.
Pada tahun 1517 Magellan ditemani Enrique menghadap Raja Manuel I untuk meminta biaya ekspedisi mengelilingi bumi "Proyek Armada Maluku" tetapi ditolak.
Kemudian Magellan dan Enrique pindah ke Sevilla, Spanyol. Mereka menghadap Raja Spanyol Charles I dan menawarkan proyek armada maluku (Tahun 1518). Magellan membawa Enrique sebagai penerjemah (Bahasa Melayu dan Maluku) untuk meyakinkan raja dan proyek disetujui.
Proyek pelayaran ini merupakan upaya awal bangsa eropa untuk menemukan Maluku dan membawa mereka melewati samudera luar biasa besar (luasnya sepertiga bumi).
Siapakah Enrique Maluku ?
Banyak nama yang dimiliki oleh Enrique Maluku diantaranya Enrique el Negro (sebutan yang diberikan oleh orang Spanyol); Henrique el Negro (sebutan dari orang Portugal); Enrique de Malacca atau Molucca (Enrique yang berasal dari Malaka); dan Panglima Awang (tokoh dalam novel sejarah melayu).
Dalam buku yang ditulis oleh Maximillianus Transylvanus (Sekretaris Raja Spanyol Charles V) pada tahun 1523 disebutkan bahwa tugas utama Enrique dalam proyek armada maluku adalah sebagai asisten Magellan dan penerjemah yang berasal dari Maluku. Buku tersebut bersumber dari catatan hasil wawancara para awak kapal yang selamat dan kembali ke Spanyol setelah kurang lebih 3 tahun berlayar mengelilingi bumi.
Alur Waktu Kisah Enrique Maluku dan Ekspedisi Pelayaran Mengelilingi Bumi
Tahun 1494
Enrique Maluku lahir.
Tahun 1503
Enrique berlayar dari Ambon ke Palembang.
Tahun 1509-1510
Enrique berlayar dari Palembang ke Malaka.
Tahun 1511
- Magellan sampai di Malaka bersama Alfonso D'Albuquerque (Penaklukan Malaka).
- Enrique ditawan Portugal dan diambil Magellan.
- Magellan berlayar ke timur sampai Brunei dan kembali ke Malaka.
Tahun 1512
Enrique dibawa Magellan kembali ke Portugal dan singgah ke Goa (India), Tanjung Harapan dan Cape Varde sebelumnya.
Tahun 1513-1515
Enrique ikut berperang dengan orang Moor di Maroko bersama Magellan.
Tahun 1516
Enrique dan Magellan kembali ke Portugal.
Tahun 1517
Magellan ditemani Enrique menghadap Raja Manuel I (Portugal) meminta biaya untuk proyek armada maluku, tapi ditolak.
Tahun 1518
Magellan dan Enrique pindah ke Sevilla, Spanyol. Mereka kemudian menghadap Raja Charles I (Spanyol) untuk menawarkan proyek armada maluku dan disetujui.
Tahun 1519
Ekspedisi armada maluku berangkat dari Sanlucar de Barrameda menuju Samudera Atlantik.
Tahun 1520
Armada maluku sampai di San Julia, Argentina.
Tahun 1521
- Armada maluku sampai di Mariana dan Guam (Maret). Kemudian sampai di Cebu Filipina pada bulan April (disini Enrique sudah melengkapi putaran 360° mengelilingi bumi).
- Pada tanggal 27 April Magellan tewas di Mactan di tangan Lapu-lapu (Filipina).
Kapemimpinan Magellan diganti oleh Duarte Barbosa. Sikap Barbosa memusuhi Enrique karena iri dengan kedekatannya dengan Magellan. Hal tersebut memicu Enrique bersekongkol dengan Rajah Humabon (Filipina) yang berpura-pura mengundang rombongan Barbosa untuk makan tali kemudian meracuni semua yang datang (24 awak kapal) kecuali Enrique Maluku dan Juan Serrano yang selamat dan ditinggal di darat.
Tahun 1522
Elcano dan 17 awak kapal Victoria kembali ke Sanlucar de Barrameda (disini Elcano melengkapi putaran 360°).
Kenapa Ekspedisi Armada Maluku Penting ?
Menurut catatan Antonio Pigafetta 1 kg cengkeh setara dengan 7 kg emas saat itu. Setiap kerajaan di eropa terutama Portugis dan Spanyol saling bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai wilayah penghasil rempah-rempah yang sangat berharga. Maluku merupakan salah satu wilayah penghasil rempah-rempah terbesar di dunia.
Pigafetta adalah seorang pekerja paruh waktu asal Italia yang mengikuti armada maluku keliling dunia. Tugas utamanya adalah mencatat apa yang dilihat dan dialami selama pelayaran terjadi.
Dalam catatan Pigafetta jarak tempuh yang dilalui armada maluku adalah 80.340 km. Panjang lingkar bumi pada ekuator adalah 40.075 km. Panjang lingkar bumi dari kutub utara ke kutub selatan (garis bujur) adalah 40.008 km. Sehingga armada maluku sebanyak 18 orang yang berhasil kembali ke Sanlucar de Barrameda sudah mengitari bumi lebih dari dua kali.
Waktu tempuh pelayaran armada maluku selama 3 tahun kurang dua minggu (20 September 1519 - 6 September 1522). Selama itu berbagai kesulitan selama pelayaran terjadi diantaranya keterbatasan air minum dan makanan. Untuk bertahan hidup para awak menjadikan serbuk gergaji, kulit dan tikus sebagai menu makanan.
Sebagai gambaran, pesawat jet komersial yang terbang dengan kecepatan maksimal rata-rata 885 km/jam dapat menempuh jarak sejauh itu paling tidak selama 90,8 jam (kurleb 4 hari).
Christopher Colombus menyebrangi samudera atlantik selama 66 hari. Magellan mencapai samudera pasifik selama 98 hari.
Pelayaran armada maluku ini berhasil melakukan perjanjian dagang antara Kapten Elcano dan Sultan Al Mansur (Raja Tidore). Kapal Victoria berhasil pulang ke Spanyol dengan membawa muatan 381 karung rempah-rempah yang bernilai dua kali lipat lebih besar daripada ongkos seluruh pelayaran armada maluku ketika berangkat.
Sumber Catatan Lain
Selain buku yang ditulis oleh Helmy Yahya dan Reinhard R. Tawas ini jauh sebelumnya para penulis dari berbagai negara lain sudah menulis dan mempublikasikannya lebih dahulu.
Sumber pertama mengenai pelayaran armada maluku ini adalah catatan dari Antonio Pigafetta (Italia). Kemudian pada tahun 1523 Maximillianus Transylvanus (Spanyol) membuat buku mengenai pelayaran mengelilingi dunia ini berdasarkan wawancara dengan para awak kapal yang selamat dan kembali ke Spanyol (1522).
Pada tahun 1958 seorang sastrawan melayu yang lahir di Singapura Harun Aminurrashid menulis sebuah novel berjudul Panglima Awang yang mengisahkan seorang budak dari malaka yang mengelilingi bumi bersama para pelaut dari dunia barat (Enrique Maluku).
Buku lainnya ditulis oleh sastrawan Filipina bernama Carla M. Pacis pada tanggal 21 September 2020 dengan judul Enrique el Negro.
Catatan Akhir
Setelah membaca dan membuat tulisan ini saya menyadari bahwa siapapun bisa menjadi orang hebat. Jangan berkecil hati dengan kondisi yang tidak menguntungkan. Jika nasib dan peruntungan baik sudah memihak, apapun dan siapapun akan berubah menjadi lebih baik dan bernilai lebih dimata orang lain bahkan di dunia.
Begitu besarnya nusantara dimasa lampau harus menjadi hal yang mendorong kita (saat ini) untuk terus mengejar masa depan yang lebih baik, menjadi sejajar, tidak berbeda atau direndahkan. Bangkit dari kemalasan dan ketidaktahuan.
Para pejabat yang terhormat tolong yaa...tumbuhkan rasa malu dan bersalah jika mengambil hak rakyat, bekerja keras dengan jujur, memiliki akhlak baik yang mengayomi rakyat, dll.
Akhir kata semoga kita semua menjadi lebih baik, negara ini aman dan diberkahi Tuhan serta sehat selalu semuanya 🙂
Komentar
Posting Komentar