Sang "Sosialita" Di Media Sosial

Selamat siang semuaaaa.....

source by google
Setelah melihat tayangan acara talk show di salah satu TV Swasta Nasional tadi malam, saya menjadi shock karena salah seorang narasumber dari acara tersebut (sebut saja namanya "Bunga"). Bunga adalah seorang laki-laki yang berpenampilan layaknya seorang perempuan dan menyebut dirinya sebagai sosialita, aktif di dunia maya terutama salah satu media soaial yang content nya bisa melakukan upload gambar-gambar kapanpun si pengguna inginkan. Dengan kata lain bisa mengumbar atau pamer sesuatu yang dimiliki si pengguna dalam bentuk dan hal sekecil apapun. Dan memang seperti itulah yang dilakukan oleh Bunga, upload gambar diri baik full body ataupun close up dengan dandanan yang sangat berwarna-warni (a.k menor), pakaian, sepatu, tas jinjing, hingga asesoris branded yang harganya bisa membuat saya melotot sambil nahan napas...ngeekk...Pokonya ampun dehh...

Ketika sang MC wawancara, kira-kira seperti inilah gambarannya :
MC: Mengapa anda melakukan upload-upload gambar tersebut?
BG: Saya terinspirasi oleh Syahrini (artis) yang selalu berpenampilan glamour?
MC: Pekerjaan anda apa sehingga bisa membeli barang-barang branded tersebut?
BG: Saya masih pelajar SMU. Barang-barang ini kepunyaan step mom saya yang memang sengaja dikoleksi untuk investasi dan juga usaha sewa barang branded
MC: Jika anda diberi kesempatan untuk melakukan operasi "kecantikan", bagian mana yang akan anda ubah?
BG: Saya ingin melakukan transgender 
MC: Apakah anda mempunyai pasangan? Sejenis atau bagaimana?
BG: Saya mempunyai pacar seorang **** yang bekerja di salah satu perbankan
MC: (sambil memegang salah satu tas jinjing koleksi Bunga) kira-kira berapa harga tas Herm*s ini?
BG: Kira-kira harganya sekitar 450 juta-an (....saya cuma bisa nyengir :D)
and so on......

Hmmm...sudah se'vulgar' itukah media menyoroti realita dunia sosial di kalangan mayarakat di kota Metropolitan? Memang tidak bisa dipungkiri mengenai adanya penyimpangan-penyimpangan norma dalam kehidupan sosial masyarakat. Sejarah membuktikan adanya penyimpangan tersebut sudah terjadi sejak jaman nabi Luth (sekitar 1950-1870 SM). Tapi apakah media bersangkutan tidak bisa melakukan sensor terhadap tayangannya tersebut? Acara talk show ditayangkan pada saat jam anak-anak atau remaja masih bisa menonton TV (sekitar jam 9 malam). Dengan adanya tayangan tersebut sedikit banyak menurut saya pribadi bisa mempengaruhi pandangan orang yang menontonnya, apalagi anak-anak atau remaja yang katanya (orang-orang) masih labil dalam pencarian jati diri. Ngeriiiii....ngebayangin kalau misalnya tayangan tersebut malah memicu semakin terbukanya jalan bagi orang-orang yang memang sudah memiliki penyimpangan tersebut kemudian menjadikannya sebagai 'pembenaran'....naudzubillah...amit-amittttt

"for all of this I hope everybody could responsibility with they did and what they said because there is Yaumul Hisab after death"

 

Komentar

  1. ya ampun, gak nafsu makan liatnya neu

    BalasHapus
  2. Gw koq baru tau ya kalau ada phenomenon kayak begini... hahahaa... ngerrrriiii....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film : EXHUMA

Rak Serbaguna

Perilaku Konsumtif itu Ga Keren