Langsung ke konten utama

Balada Angkutan di Ibu Kota


Ini cerita saya soal Jakarta. 

Kalau ngomongin Kota Jakarta emang ga bakalan ada habisnya, mulai dari isu banjir, kesenjangan sosial, kriminalitas, shopping centre, transportasi, bla..bla..bla...namanya juga kota metropolitan pasti masalahnya juga kompleks.

Sebenarnya saya suka sedikit parno kalau misalnya harus berurusan dengan pertemuan atau hal urgent lain yang mau tidak mau harus seharian di Kota Jakarta. Dari pengalaman yang sudah-sudah untuk mencapai suatu lokasi atau tujuan di Jakarta pasti lama, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut plus acara/kegiatan yang hanya setengah hari, tetep aja pulangnya malem. Kenapa?yaa..apalagi kalau bukan macet alasannya padahal udah pake angkutan KRL atau TransJakarta yang (harusnya) lancar tanpa hambatan. Tapi tetep aja lamaaa :(

Entah saya yang males atau memang parno kalau mau jalan-jalan ke Jakarta. Hmmm...kalau tidak salah mungkin sudah hitungan bulan saya tidak berkeliling ke pusat kota ini. Selam itu juga (sepertinya) terjadi perubahan-perubahan yang membuat saya cukup kagum dan salut dengan dinamika perkembangannya, terutama mengenai masalah angkutan transportasi.

Pertama soal KRL-Commuter Line yang menjadi angkutan andalan bagi penduduk Jabodetabek termasuk saya (walaupun bukan orang Jabodetabek :D). Kereta merupakan salah satu pilihan saya karena selain tidak kena macet (hehehe) juga cukup efisien walaupun lebih sering ga kebagian duduk karena kursinya sudah penuh. Beruntungnya saat itu saya naik kereta armada baru yang dilengkapi dengan layar (seperti TV) yang memutar rekaman 'perkereta-apian' di Indonesia yang diakhiri dengan rekaman gambar-gambar ikan di laut yang berseliweran kesana-kemari dengan durasi sekitar 10 menit, diputar secara berulang-ulang. Layar tersebut berjumlah 6 buah dalam satu gerbong mungkin juga di setiap gerbong. Hal baru lainnya adalah adanya suara rekaman yang memberikan informasi di setiap pemberhentian stasiun walaupun ada beberapa stasiun yang terlewat diinformasikan, tapi lumayan lahhh.

Sampailah saya di stasiun tujuan kemudian melanjutkan perjalanan naik metromini yang penampakan dan kondisinya masih sama seperti yang kemarin-kemarin tanpa ada perubahan. Namun saya mengalami hal baru di metromini ini, tidak adanya sang kondektur! jadinya mirip-mirip naik angkot lahh semua penumpang yang akan turun, bayar ongkosnya langsung ke supir yang bersangkutan (lebih aman kalau mau turun).

Pulang acara saya memilih menggunakan busway menuju stasiun kota yang kemudian akan dilanjutkan ke Bogor. Busway yang saya tumpangi lagi-lagi keluaran terbaru, armada baru ini lorongnya panjang, ruangan supir dipisahkan dengan teralis, dan sudah dilengkapi dengan CCTV, full AC serta musik. Lumayan nyaman walaupun tetap ga kebagian tempat duduk (lagi). Armadanya yang masih mulus plus berbagai  fasilitas membuat saya kagum walaupun ternyata lagi-lagi produknya 'made in china' :P (ngebayangin kapannn Indonesia bisa produksi sendiri...). Selama perjalanan saya juga melihat ada angkutan baru yang bisa masuk jalur busway. Penampakannya adalah sebuah bus dengan warna biru bernama Angkutan Perbatasan Terintegerasi Busway (APTB), setelah saya korek- korek di gugel ternyata...silahkan baca sendiri di link berikut..hehehe... http://www.antaranews.com/berita/337514/armada-aptb-masuk-jalur-busway.

  
APTB-Image (Gambar dari gugel)

E n j o y _ J a k a r t a

'neu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film : EXHUMA

Rak Serbaguna

Perilaku Konsumtif itu Ga Keren