Gajah di Tesso Nillo (late post in 2012)

COBALAH BERSAHABAT DENGAN "TESSO"











Suatu perjalanan yang menyenangkan bisa mengunjungi salah satu taman nasional yang ada di provinsi Riau ini. Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah (Elephas maximus sumatrensis).

Perjalanan sang gajah untuk menjelajahi "rumahnya" di dalam hutan kini tak sebebas dulu. Perusahaan-perusahaan yang mengepung taman nasional dan perambahan besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat semakin membatasi ruang gerak gajah untuk melakukan aktifitasnya terutama wilayah untuk mencari makan. Hutan luas yang dulunya tempat tinggal gajah menjadi semakin terbatas sehingga gajah mulai masuk ke HTI dan perkebunan masyarakat.

Konflik berlapis terjadi ketika gajah yang mencari makan ke kebun masyarakat mendapat perlawanan dari masyarakat sehingga menimbulkan korban baik berupa materi maupun korban nyawa. Tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban amukan gajah yang menyebabkan luka ringan maupun berat hingga korban jiwa. Namun, tidak sedikit gajah yang mati karena di erang atau diracuni oleh masyarakat.

Salah satu upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut, terdapat pihak-pihak yang terkait seperti WWF dan TNTN yang bekerjasama untuk menghalau gajah liar yang masuk ke kebun masyarakat dengan menggunakan gajah yang sudah dilatih (Flying Squad). Terdapat 4 ekor gajah dewasa yang dilatih untuk melakukan patroli dan penghalauan gajah liar. Gajah tersebut terdiri dari 2 gajah jantan dan 2 gajah betina. Kedua gajah betina tersebut telah memiliki masing-masing 1 ekor anak hasil perkawinan dengan gajah liar yang ada di sekitar camp Flying Squad. Anak gajah betina diberi nama "Nela" dan anak gajah jantan bernama "Tesso" keduanya berumur antara 3-4 tahun.

Apakah yang akan terjadi jika pihak yang berkonflik tidak berusaha untuk menyelesaikan permasalahannya?

Jelas terlihat bahwa dengan adanya program-program dalam penyelesaian konflik gajah dan masyarakat, alangkah bijaksana apabila kita sebagai makhluk yang diciptakan memiliki akal dan pikiran untuk mencoba memahami apa keinginan sang gajah dan berusaha untuk hidup berdampingan tanpa saling mengganggu.

note : catatan edisi dibuang sayang yang terlupakan hampir satu dekade 😅

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film : EXHUMA

Rak Serbaguna

Perilaku Konsumtif itu Ga Keren